![]() Salam sukses untuk Sahabat Edsen Sahabat Edsen, Sektor E-Commerce yang maju pesat membuat tahun 2017 menjadi tahun terberat bagi sejumlah perusahaan ritel konvensional. USA Today merilis laporan setidaknya ada 6700 toko ritel yang berhenti beroperasi di tahun kemarin. Dari jumlah itu, sebagian perusahaan ritel yang gulung tikar tersebut sudah memiliki nama dan dikenal masyarakat luas. Ini beberapa nama yang mungkin sudah kita kenal: 1. Toys 'R' Us Toys 'R' Us merupakan toko ritel mainan terbesar di AS yang pernah berjaya di era 1980-1990an. Namun, bisnis ritel itu meredup semenjak e-commerce mulai berjaya. Terutama setelah website Toys 'R' Us memiliki akses langsung ke perusahaan e-commerce raksasa, Amazon. Sejak saat itu, performa perusahaan terus menerun. Toys 'R' Us diperkirakan akan segera menutup sejumlah tokonya setelah musim libur Natal dan Tahun Baru berakhir. 2. Radio Shack Sama seperti Toys 'R' Us, Radio Shack juga mengalami kelesuan bisnis sejak masuknya era digital. Perusahaan ritel elektronik ini telah mengumumkan kebangkrutan pada Maret lalu. Selanjutnya, Radio Shack akan menutup 1.000 tokonya sehingga hanya menyisakan 70 toko yang beroperasi. 3. The Limited Jaringan perusahaan ritel yang menjual pakaian wanita, The Limited, juga mengalami kebangkrutan. Ia telah menutup 250 tokonya di awal 2017 kemarin. Sama seperti perusahaan yang berbasis di mall, bisnis The Limited mengalami kelesuan seiring dengan berkurangnya jumlah pengunjung pusat perbelanjaan. 4. Payless ShoeSource Jaringan perusahaan ritel yang bergerak di bisnis sepatu, Payless ShoeSource, telah menutup 400 dari total 4.400 tokonya yang tersebar di seluruh penjuru dunia, pada April 2017. Kemudian di penghujung musim panas, perusahaan mengumumkan telah menutup 900 toko. Kabar tutupnya sejumlah toko milik Payless sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Sebab, sebelumnya Moody's telah menurunkan outlook Payless menjadi negatif karena persoalan hutang. |
Author
Tauhid Patria Archives
January 2021
|